Entri Populer
-
LAPORAN MAJELIS KESEJAHTERAAN SOSIAL (MKS) PIMPINAN WILAYAH ‘AISYIYAH SUMATERA BARAT TAHUN 2005-2010LAPORAN PROGRAM DAN RINCIAN KEGIATAN MKS PWA SUMBAR PASCA MUSYWIL KE-39 DI SAWAH LUNTO PERIODE 2005-2010 A. Program MKS Hasil Keputus...
-
PROFIL LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA SAKINAH (LK3 – SAKINAH) MAJELIS KESEJAHTERAAN SOSIAL PIMPINAN WILAYAH ‘AISYIYAH SUMA...
-
REALISASI KEGIATAN KETERANGAN NO PELAKSANA NAMA KEGIATAN KEGIATAN YANG SUDAH TERLAKSANA SASARAN WAKTU PELAKSANAAN HASIL SUMBER DANA ...
-
Majelis Kesejahteraan Sosial PWA Sumbar telah melaksanakan acara sosialisasi Lembaga Konsultasi Keluarga Sakinah (LK3S) atau Women Crisis Ce...
-
MUSYAWARAH WILAYAH ‘AISYIYAH SUMATERA BARAT PERIODE 2005-2010 Insya Allah, jika tidak ada halangan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera ...
-
Lampiran II: TABEL II I RINCIAN DAN REALISASI KEGIATAN MKS PWA SUMBAR PERIODE 2005-2010 TAHUN KEGIATAN 200 7 NO KEGIATAN REALISASI KEG...
-
Lampiran II: TABEL II RINCIAN DAN REALISASI KEGIATAN MKS PWA SUMBAR PERIODE 2005-2010 TAHUN KEGIATAN 2006 NO KEGIATAN REALISASI KEGIATA...
-
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan Kegiatan 3. Manfaat Kegiatan BAB II PELAKSANAAN KEG...
-
Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Sumatera Barat pada Periode 2005-2010 hasil Musywil 'Aisyiyah adalahn ...
-
Musyawarah Wilayah 'Aisyiyah ke-40 Provinsi Sumatera Barat direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 25,26, dan 27 Desember 2010 bert...
Senin, 06 Februari 2012
POINTER LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS UTUSAN
ACARA LAUNCING NOVEL “PADUSI” KARYA: KA’BATI
PENDAHULUAN
Berdasarkan surat undangan dari Ormas WCC Nurani Perempuan, (surat undangan terlampir) ke Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Barat perihal undangan untuk menghadiri kampanye 16 hari, untuk memperingati hari anti kekerasan terhadap perempuan bersama Komnas Perempuan, maka Pimpinan Wilayah mendisposisikan kepada Majelis Kesejahteraan Sosial untuk menghadirinya, dan diamanahkan kepada pengelola LK3S/WCC ‘Aisyiyah Sumatera Barat
Acara diadakan di Aula Dinas Sosial Sumatera Barat pada pukul 13.00 s/d 18.00 Wib, yang dihadiri oleh Ormas, Okp, Bundo kandung dan PSW di Kota Padang, serta anggota DPRD Sumatera Barat Komisi IV. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Sosial Sumatera Barat .
Pada kesempatan itu hadir pula Ibu Andy, salah seorang Komisioner Komnas Perempuan yang bertugas memberikan penguatan terhadap gerakan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan.
AGENDA KAMPANYE
Agenda Kampanye anti kekerasan terhadap perempyuan ada 6 yaitu:
1. Kampanye damai
2. Talk show
3. Diskusi Tematik
4. Lomba, foto anti kekerasan terhadap perempuan
5. Launching Novel “Padusi”
6. Teater, dengan judul: “Perempuan dalam lilitan kekerasan”
Tema Kampanye: “ Kekerasan seksual harus ditangani bersama”
INTI SARI NOVEL “PADUSI”
Padusi adalah perempuan (bahasa minang), makna ini diambil dengan maksud lebih menjual dan menggambarkan kenyataan perempuan minang dewasa ini, termasuk cover yang terkesan eksploitasi, bukan dengan maksud itu tetapi mengandung makna yang mendalam penuh kebimbangan dan pemberontakan. Pengarang merasa perempuan minang zaman sekarang malas bernalar dan menganggap kekerasan yang mereka rasakan hanya biasa-biasa saja dan merupakan keharusan sebagai perempuan, bahwa perempuan itu harus penurut dan patuh tanpa perlu mempertanyakan kenapa sampai begitu dan begini.
Ada dua tokoh dalam novel “Padusi” yang punya latar belakang berbeda tapi hakikatnya sama, yaitu Sahara dan Dinar. Sahara adalah anak nagari minang kabau yang masih punya harta pusaka tapi sudah tergadaikan oleh ninik mamaknya. Sedangkan Dinar adalah perempuan yang tidak punya harta sama sekali, bahkan tidak lagi memiliki orang tua dengan adik-adiknya mati karena tabrak lari petugas patroli.
Mereka berdua sama-sama menjadi migran TKI ke negeri semenanjung Melayu karena merasa tidak ada lagi yang akan dimakan. Mereka berjuang menghadapi ketidak adilan di tempat mereka bekerja dengan cara mereka masing-masing. Banyak hal yang terjadi di tempat kerja mereka para buruh, pemerkosaan, aborsi, lesbian, tukang pijat, pembunuha, dll. Namun semua tanpa proses dan seperti yang mati dianggap bianatang saja. Kemanakah kepedulian bangsa yang beradab ini? Terhadap mereka yang dianggap sebagai pahlawan keluarga dan pahalawan devisa? Yang jelas mereka menghasilkan uang. Tidak peduli mereka mendapatkan dengan cara apa
Siapa yang berani bertahan dengan adat dan nasehat bundo maka nasibnya tidak akan lebih baik pulang ke tanah air. Karena upah yang mereka terima tidak sebanding bahkan lebih banyak potongan-potongan yang tidak mereka pahami.
Pendeknya novel “Padusi” mengajak elemen masyarakat untuk mulai memikirkan sehingga bisa mengetahui akar masalahnya.
LATAR BELAKANG BERDIRINYA KOMNAS PEREMPUAN
Komnas perempuan lahir berdasarkan Kepres no. 141 tahun 1998 yang diubah dengan Kepres No. 65 tahun 2005. Berdirinya karena terjadi kekerasan terhadap anak-anak perempuan tragedi tahun 1998, ibu-ibu mereka melanjutkan perjuangan untuk mengembangkan keharmonisan kehormatan keluarga .
Calon komisioner diuji oleh Tim independen yang mana calonnya direkomendasikan oleh ormas yang melakukan pendampingan terhadap perempuan. Gugus kerja Komnas Perempuan meliputi, Migran, Papua, telaah hak perempuan dan partisipasi masyarakat
Komnas Perempuan dapat dihubungi di nomor: 021-3903963/www.komnas pr.or.id
PENUTUP
Demikianlah poin-point kegiatan launching Novel”Padusi” yang merupakan pencerahan bagi perempuan untuk memeulai gerakan perubahan terhadap lingkungan, keluarga dan kebijakan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar